Menggoda fondasi iman yang aku bangun perlahan
Kadang pandangan mata yang bersinar itu mempermainkan perasaan
Bahkan aku kira dia dilahirkan untuk selalu menimbulkan kegelisahan
Tapi kini lain,
Kejujuran yang membuncah dalam pikiran telah menghilangkan logika
Aku katakan semua
Aku luapkan segala rasa
Tapi itu yang membuatku lebih nestapa
Aku malah kehilangan semua
Kehilangan kedekatan yang sewajarnya
Sewajarnya yang aku dapat bersamanya
Jauh…jauh sekali
Kali ini dia sudah tak terlihat di pelupuk mata
Untuk membayangkan senyumnya, aku tak mampu
Mengingat wajahnya bagai mencari kenangan abu-abu yang tersimpan terlalu dalam
Aku menyesal punya rasa ini
Aku kecewa akan egois dalam jiwa
Aku mohon waktu kembali lagi di masa aku tenang di dekatnya
Aku ingin bermimpi satu malam saja bisa bertemu tumpukan senyum seringai indah
Aku lebih menyesal telah gelisah karena dia
Aku lebih menyesal telah dipertemukan dalam harap
Menyesal dan terlalu lelah menebus sesal
Beri aku amnesia sesaat, agar aku lebih tak ingat sesalku